Pendahuluan
Kitab Henokh adalah salah satu kitab apokrif yang tidak termasuk dalam kanon Alkitab. Kitab ini dikenal sebagai salah satu kitab pseudepigrafa yang ditulis dengan nama Henokh, kakek Nuh. Banyak orang yang penasaran mengapa kitab ini dilarang dan tidak diakui oleh gereja-gereja. Dalam artikel ini, kita akan membahas alasan-alasan di balik pelarangan tersebut.
Konten Kitab Henokh
Kitab Henokh terdiri dari lima bagian utama, yaitu Kitab Pengawal, Kitab Mimpi, Kitab Tulang-tulang Orang Mati, Kitab Rahasia Henokh, dan Kitab Penglihatan. Kitab ini berisi tentang pengalaman rohaniah Henokh, termasuk pertemuan dengan malaikat dan penglihatan masa depan. Namun, konten kitab ini dianggap kontroversial dan bertentangan dengan ajaran Alkitab.
1. Penyusutan Ajaran Alkitab
Salah satu alasan utama mengapa Kitab Henokh dilarang adalah karena dianggap bertentangan dengan ajaran Alkitab yang telah disusun dan diakui oleh gereja-gereja. Kitab Henokh mengandung pandangan-pandangan yang tidak sejalan dengan kitab-kitab kanonik, sehingga gereja-gereja memutuskan untuk tidak memasukkan kitab ini dalam kanon Alkitab.
2. Ketidakjelasan Keaslian
Keaslian Kitab Henokh juga menjadi pertanyaan yang belum terpecahkan. Ada beberapa versi Kitab Henokh yang berbeda-beda, dan tidak jelas mana yang merupakan versi asli yang ditulis oleh Henokh sendiri. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap keaslian kitab ini dan menjadi salah satu alasan mengapa kitab ini tidak diakui oleh gereja-gereja.
3. Pengaruh pada Doktrin Gereja
Beberapa doktrin gereja didasarkan pada ajaran Alkitab yang telah disusun dengan seksama. Jika Kitab Henokh diterima sebagai bagian dari kanon Alkitab, maka hal ini dapat mempengaruhi doktrin gereja yang telah mapan selama berabad-abad. Untuk menjaga kestabilan doktrin gereja, kitab ini kemudian dilarang dan tidak diakui.
4. Isi yang Kontroversial
Kitab Henokh mengandung beberapa isi yang dianggap kontroversial oleh gereja-gereja. Salah satu isi yang paling kontroversial adalah tentang Nephilim, yaitu keturunan campuran antara anak-anak Tuhan dengan perempuan manusia. Ajaran ini dianggap bertentangan dengan pandangan tradisional tentang manusia dan malaikat.
5. Tidak Ditemukan dalam Naskah Kuno
Kitab Henokh tidak ditemukan dalam naskah-naskah kuno seperti Septuaginta, yang merupakan terjemahan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap keotentikan kitab ini, karena naskah-naskah kuno menjadi sumber utama untuk memahami dan mempelajari Alkitab.
Kesimpulan
Kitab Henokh dilarang dan tidak diakui oleh gereja-gereja karena beberapa alasan. Pertama, kitab ini dianggap bertentangan dengan ajaran Alkitab yang telah disusun dan diakui oleh gereja-gereja. Kedua, keaslian kitab ini masih menjadi pertanyaan yang belum terpecahkan. Ketiga, penerimaan kitab ini dapat mempengaruhi doktrin gereja yang telah mapan. Keempat, beberapa isi dalam kitab ini dianggap kontroversial oleh gereja-gereja. Terakhir, kitab ini tidak ditemukan dalam naskah-naskah kuno yang menjadi sumber utama pemahaman Alkitab.
Secara keseluruhan, pelarangan Kitab Henokh merupakan keputusan gereja untuk menjaga konsistensi dan kestabilan ajaran Alkitab yang telah diterima oleh umat Kristen selama berabad-abad.