fungsi dolomit pada tambak udang

Fungsi Dolomit Pada Tambak Udang Vaname

Diposting pada

Beberpa hari yang lalu dalam grup diskusi Komunitas udang Vaname Indonesia, terdapat pertanyaan yang sekilas saya lihat tentang fungsi dolomit pada tambak udang. Sebelum kita membahasnya lebih lanjut, nah harus kita ketahui dahulu apa itu dolomit? Baru kemudian kita bahas fungsinya.

Apa itu Dolomit?

Kapur dolomit dalam rumus kimianya adalah CaMg(CO3)2 merupakan kapur yang mengandung kalsium dan magnesium yang tinggi. Karena kandungannya yang banyak  sehingga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sumber kalsium dan magnesium yang aditif untuk pakan udang Vaname.

Perbedaan Kaptan dan Dolomit

Menurut Ketua Perhimpunan Agronomi Indonesia, Muhammad Syakir mengatakan bahwa untuk meningkatkan kemasaman tanah pada tambak, ada beberapa cara. Antara lain yaitu dengan menaikkan pH tanah menjadi kondisi netral.

“Di dalam meningkatkan ph tanah, umumnya ameliorasi itu menggunakan pengapuran,” ucap Syakir, sebagaimana dihimpun SariAgri.id

Syakir mengatakan, kapur yang umum digunakan yaitu kapur pertanian atau biasa terdengar dengan nama kaptan. Jenis kapur ini punya kandungan kalsium tinggi yang mampu menaikkan pH tanah.

“Juga ada dolomit,” kata dia.

Syakir mengatakan, kapur Pertanian dan Dolomit bisa meningkatkan pH. Tetapi bedanya dengan dolomit, dolomit ini mengandung kalsium sekaligus magnesium.

Baca Juga:  Fermentasi Probiotik Budidaya Udang Vaname Intensif

“Jadi dolomit berfungsi ganda, selain menyediakan kalsium untuk meningkatkan pH, maka beberapa hara juga tersedia dalam dolomit untuk mengurangi toxicity, dia juga merupakan sumber magnesium.

Syakir menyebut, kandungan magnesium ini sangat esensial pada tanah dan hewan air. Sebab, magnesium menjadi satu-satunyanya hara yang ada dalam inti klorofil tumbuhan dan plankton.

“Klorofil adalah ‘mesin’ dalam fotosintesis dalam hijau daun. Jadi apabila memberikan dolomit itu ibaratnya, satu kali mendayung dua tiga pulau terlampaui,lengkaplah kebutuhan unsur haranya.

Perbedaan Mendasar Kaptan dan Dolomit

  • Kaptan dan dolomit sama-sama terpakai untuk meningkatkan pH, namun kaptan hanya mengandung kalsium sedangkan dolomit mengandung kalsium dan magnesium yang sangat bermanfaat

Fungsi Dolomit Pada Tambak Udang

Berdasarkan penelitian dari “CHICI ARUMSARI” pada Universitas Riau Pekan Baru dengan Jurnal yang berjudul “PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DOLOMIT (CaMg(CO3)2) DALAM PAKAN TERHADAP INTENSITAS MOULTING, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN UDANG VANNAMEI (Litopenaus vannamei)” yang telah dilaksanakan.

Kita dapat menarik kesimpulan bahwa :

  1. penambahan kapur CaMg(CO3)2 pada pakan dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh terhadap intensitas moulting menjadi lebih cepat.
  2. CaMg(CO3)2 berpengaruh terhadap pertambahan bobot mutlak dan laju pertumbuhan harian (ABW) udang Vannamei (Litopenaus vannamei).

Perlakuan dengan penambahan kapur dolomit CaMg(CO3)2 sebanyak 3 mg/kg (P2) merupakan perlakuan terbaik,  yang mana menghasilkan intensitas moulting sebanyak 132 individu, pertumbuhan bobot mutlak sebesar 0,72 gr, laju pertumbuhan harian (SGR) 1,57%. Sedangkan kualitas air wadah pemeliharaan selama penelitian masih tergolong baik untuk pemeliharaan udang Vannamei (Litopenaus vannamei).

Baca Juga:  Harga Udang Vaname Turun, Petambak Tunda Tabur Benih

Efek Pengapuran Pada Kualitas Air

Hasil Pengapuran pada tanah akan menetralkan keasaman. Sehingga pH air dan lumpur akan meningkat setelah proses pengapuran berlangsung. Karena pengaruhnya terhadap alkalinitas, maka pengapuran akan meningkatkan ketersediaan karbon untuk fotosintesis dan pertumbuhan plankton semakin baik.

Material kapur akan bereaksi dengan CO2 ketika penambahan kedalam air dan kelarutannya terkendali oleh konsentrasi CO2.

Kalsium silikat (CaSiO3) akan menaikkan total hardness. Tetapi tidak menaikkan alkalinitas karena tidak memiliki anion yang akan bereaksi dengan CO2. Sehingga kalsium silikat tidak digunakan untuk material pengapuran.

Kondisi tambak yang memerlukan pengapuran adalah sebagai berikut :

  1. Tambak dengan kriteria dystrophic dengan air tergenang yang mengandung humus dan lumpur organic yang sulit terurai secara alami.
  2. Tambak kriteria dystrophic dengan air yang mengandung mineral yang berasal dari tanah asam sulfat (acid sulfate soil) yang terkandung dalam tanah.
  3. Tambak dengan Alkalinitas dan pH air rendah yang penyebabnya oleh lumpur asam yang berasal dari dasar tanah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *